Mual dan Muntah pada Kehamilan
Wanita yang sedang hamil di trimester awal biasanya mengalami mual dan muntah (morning sickness). Walaupun bernama morning sickness, keluhan ini dapat terjadi kapan saja. Pada umumnya, mual muntah yang dikeluhkan ringan dan dapat membaik dengan sendirinya (self-limiting) sehingga tidak berbahaya bagi pertumbuhan janin. Wanita yang mengalami morning sickness biasanya hanya merasa terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Hiperemesis Gravidarum
Sebagian kecil dari wanita yang hamil mengalami hiperemesis gravidarum. Apakah itu hiperemesis gravidarum?
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah yang berat pada wanita hamil. Hiperemesis gravidarum memiliki beberapa perbedaan dengan morning sickness. Hiperemesis gravidarum memiliki gejala mual yang diikuti dengan muntah berlebih. Jika pada morning sickness keluhan akan membaik setelah 12 minggu, keluhan pada hiperemesis gravidarum tidak mereda bahkan dapat mencapai 20 minggu. Muntah yang berat pada hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, alkalosis, dan hipokalemia. Selain itu, muntah pada hiperemesis gravidarum juga dapat menyebabkan seseorang tidak dapat makan sama sekali. [1]
Apa Gejala Hiperemesis Gravidarum?
  • Mual dan muntah yang berat
  • Penurunan berat badan 5% atau lebih dari berat badan sebelum hamil
  • Dehidrasi
    Tanda dan gejala dehidrasi sendiri yaitu meningkatnya rasa haus, mulut kering, mudah lelah, mengantuk, warna urin lebih pekat, dan nyeri kepala. Jika seseorang mengalami dehidrasi yang berat, warna urin akan semakin pekat, tekanan darah akan turun setelah seseorang bangun dari tidur (orthostatic hypotension), denyut jantung meningkat, demam, dan bingung (confusion).
  • Hipersalivasi
  • Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipokalemia
Mengapa Hiperemesis Gravidarum Dapat Terjadi?
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum masih belum diketahui. Namun, ada teori yang mengatakan bahwa hiperemesis gravidarum disebabkan oleh peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) yang cepat dan tinggi [2]. Selain hCG, estrogen, progesteron, prolaktin, tiroksin, dan hormon adrenokortikal juga ikut berperan. Progesteron dan estrogen menyebabkan penurunan gerakan otot polos lambung sehingga pengosongan lambung lebih lambat. Kondisi psikologis juga diperkirakan dapat mempengaruhi kondisi ini.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan meningkatkan kemungkinan terjadinya hiperemesis gravidarum adalah riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya, berat badan berlebih, kehamilan multipel, penyakit tropoblastik, dan belum pernah melahirkan sebelumnya (nulipara).
Apa yang Dapat Dilakukan jika Mengalami Hiperemesis Gravidarum?
Mual dan muntah yang ringan biasanya membaik dengan pengaturan makanan, pemberian ekstrak jahe, dan vitamin B6. Namun, seseorang mengalami mual dan muntah yang berat terkadang membutuhkan perawatan di rumah sakit agar dapat dilakukan penggantian cairan secara intravena, pemberian makanan melalui selang (nasogastric tube), dan pemberian obat seperti metoklopramid.
Beberapa tips yang dapat dilakukan pada orang yang mengalami mual dan muntah saat hamil adalah istirahat/tirah baring, makan dengan jumlah sedikit tetapi sering, menghindari makanan yang asam, pedas, dan berlemak, serta minum cairan yang cukup.
Apa Komplikasi Hiperemesis Gravidarum?
Komplikasi pada Ibu
  • Gangguan ginjal akut – Gangguan ginjal akut dapat terjadi karena dehidrasi yang tidak dapat ditangani.
  • Mallory-Weiss tear
    Mallory-Weiss tear adalah sobeknya mukosa kerongkongan (esophagus) yang terjadi karena muntah berulang. Gejalanya yaitu muntah darah (hematemesis), feses berwarna gelap (melena), dan nyeri perut.
  • Komplikasi lainnya pneumothorax, pneumomediastinum, ruptur diafragma, dan ruptur kerongkongan (esophagus).
Komplikasi pada Janin
  • Gangguan pertumbuhan janin
  • Kematian janin
Apakah Hiperemesis Gravidarum Dapat Kambuh?
Setelah terapi sebagian besar pasien akan berkurang keluhannya. Namun, 25-35% dapat mengalami rawat inap berulang [2]. Pada orang yang mengalami gangguan stres post trauma, dapat terjadi keluhan berulang (relapse).
Daftar Pustaka
  • American Pregnancy Association. Hyperemesis Gravidarum [internet]. 2017. Diakses dari: http://americanpregnancy.org/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/
  • Cunningham FG, Leveno KJ, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, Casey BM et al. Williams Obstetrics 24th Ed. New York: McGraw-Hill Education; 2014.

Penulis : Victa Ryza Catartika (Mahasiswi Fakultas Kedokteran UGM) sumber :kesehatan muslim